Thursday, May 25, 2023

Reco Kembar: Kolam Renang Ajaib di Cowek Purwodadi

Jika ke Malang melalui rute utara, yaitu lewat Gempol - Pandaan maka penulis sarankan untuk mampir di sini dulu. Lokasinya cukup mudah dijangkau walaupun jalan lumayan kecil jika anda menggunakan mobil. Reco Kembar adalah sebuah kolam renang yang dibuat di lokasi bekas penambangan yang menyisakan dua buah batu besar yang berdekatan. Di batu tersebut kelihatannya terdapat mata air alami yang dapat digunakan untuk mengisi air kolam renang. Menurut pengamatan penulis tidak terdapat sumber air buatan di kolam renang itu. Airnya juga tidak beraroma kaporit sehingga dapat disimpulkan jika airnya memang berasal dari sumber air alami yang terus menerus mengalir.






Unutk menuju ke lokasi anda melalui jalan utama pandaan malang, kemudian setelah sampai di sebelah selatan kebun Raya Purwodadi belok kiri ke arah nongkojajal. Kurang dari satu kilometer kemudian masuk ke gang kecil ke arah kanan. Lebih tepatnya bisa dicari di google maps saja. Lokasi nya berada di sebelah kiri jalan dan mungkin tidak terlalu terlihat.


Tuesday, May 23, 2023

[fiksi] Boneka Kucing


Sebelas tahun sungguh terasa sangat cepat. Aku masih betul-betul ingat ketika kamu lahir Nak. Kelahiranmu adalah salah satu dari sekian banyak keinginanku yang tercapai. Sejak kecil aku punya banyak keinginan mulai bisa naik sepeda, bisa naik motor, bisa buat program, bisa beli mobil, beli rumah, sampai bisa punya anak laki-laki. Memang hampir semua keinginanku bisa tercapai dengan cukup mudah, karena aku selalu bekerja dan berusaha seperti yang aku suka. Akan tetapi kelahiranmu adalah keinginan yang dalam prediksiku tidaklah mudah tercapai. Aku dilahirkan sebagai anak hipospadia, walaupun tidak parah tapi itu sangat mempengaruhi kemampuanku dalam proses reproduksi. Masalah itu juga banyak mempengaruhi jalan hidupku sehingga semuanya menjadi sedikit terlambat. Ibumu juga sudah tidak muda lagi pada saat itu sehingga bisa dikatakan kamu adalah harapan yang terakhir.


Sebelas tahun lalu kamu lahir sebagai bayi kulitnya kemerahan. Hidungmu tidak terlalu mancung, matamu sipit dan rambutmu sangat tipis. Bulan-bulan awal kamu terlihat begitu sehat. Dua tahun kamu sudah lancar berbicara. Memang kamu sungguh cerdas sehingga bisa dengan mudah belajar membaca. Tapi entah kenapa sudah diajari menulis, mungkin karena sudah terbiasa menggunakan keyboard sebelum bisa menulis. Tahun-tahun awal sekolah di SD prestasimu memang sulit dipercaya. Semua pelajaran bisa dengan mudah dikuasai walaupun kamu tidak pernah belajar. Memang aku tidak pernah menyuruh kamu belajar karena aku takut masa kecil kamu yang seharusnya untuk bermain sesukamu jadi hilang karena harus dipaksa melakukan hal yang sesuai kehendak orang dewasa. Lagi pula pikirku, tanpa belajar pun kamu sudah dengan mudah menguasai pelajaran disekolah. Untuk masalah kemampuan di sekolah, tidak bisa dipungkiri Kamu memang sangat membanggakan.


Tahun demi tahun terus berlalu. Tak terasa kamu sudah naik kelas lima. Cicilan rumah yang kamu tinggali juga sudah lunas. Si ayam jago yang dulu buat bonceng kamu di depan juga sudah jadi motor antik. Kamu yang dulu bisa aku gendong sekarang aku sudah tidak kuat menggendongmu lagi. Jika dulu tiap sore aku selalu memandikanmu sekarang Kamu sudah tidak mau dimandikan lagi. Jika dulu Kamu selalu aku temani tidur tiap malam, sekarang Kamu sudah berani tidur sendiri. Singkatnya semuanya dengan cepatnya berubah karena waktu.


Beberapa bulan terakhir kamu mulai berperilaku aneh. Aku sangat kaget ketika waktu mau liburan akhir tahun kemarin kamu tiba-tiba batalkan rencana khitan, padahal semuanya sudah aku siapkan termasuk memberi tau ke orang-orang. Kamu beri aku alasan karena jika sudah khitan maka sudah kena dosa, misal nggak sholat dosa, pipis sembarangan dosa, mandi telanjang juga dosa. Waktu itu aku menganggap alasanmu mengada-ada saja. Aku berpikir kamu cuma belum benar-benar berani untuk dikhitan sehingga membuat-buat alasan agar ditunda. Waktu itu aku tidak mau memaksa kamu, karena dulu aku juga khitannya sudah SMP. Sejak beberapa bulan kemarin Kamu tiba-tiba tidak mau tidur sendiri. Tiap tidur selalu minta aku temani padahal sejak kelas dua dulu kamu sudah punya kamar sendiri dan tidur sendiri. Tiap sore Kamu tidak mau mandi sampai aku pulang dan minta aku mandikan seperti anak kecil lagi. Aneh lagi setiap aku libur kerja, aku selalu kamu ajak main, entah ke alun-alun, ke kolam renang, main drone, main mobil-mobilan, atau yang lain-lain. Jika aku menolak pasti Kamu merengek parah seperti anak kecil sehingga aku jadi tidak tega untuk menolak permintaanmu. Setiap main bersamaku kamu selalu minta difoto dan divideo padahal sebelumnya kamu susah banget kalau disuruh foto. Kata istriku kamu juga jadi manjanya setengah mati. Katanya kalau makan minta disuapi. Aku sangat heran karena beberapa bulan terakhir Kamu benar-benar berperilaku separti anak kecil lagi.


Liburan kenaikan kelas kemarin sekolahmu merencanakan piknik bersama untuk anak-anak kelas lima dengan tujuan ke malang, jawa timur. Beberapa hari sebelum berangkat aku terheran-heran karena Kamu jadi sangat bahagia sekali. Entah apa yang ada dalam pikiranmu, tiap malam sebelum tidur pasti kamu bercerita tentang taman bermain, tentang kolam renang sambil mengobrak-abrik lemari pakaian, bingung mau pilih pakai baju yang mana. Sejak Kamu kecil kamu tidak pernah berperilaku seperti itu. Biasanya kalau mau pergi pakai baju juga asal dan tidak pernah milih. Aku juga melihat kamu sangat ceria tidak seperti biasanya. Aku mulai berpikiran ada sesuatu dengan kamu Nak. Waktu berangkat aku yang mengantarkan kamu. Malam itu aku juga menunggu sampai bus yang kamu tumpangi mulai berjalan. Aku lihat begitu bahagianya kamu ketika melambaikan tangan dari dalam kendaraan besar itu. Besok harinya banyak foto-foto kamu sampai di hpku, dari foto didalam bus, diparkiran, dikebun binatang, sampai di kolam renang yang telanjang tidak pakai celana. Aku jadi heran kenapa kamu bisa seperti anak kecil lagi, sampai-sampai tidak malu telanjang di kolam renang bersama teman-teman kamu. Padahal di dalam fotomu kolam renangnya juga ramai barang orang yang mungkin dari rombongan yang lain. 


Malam hari sebelum tidur aku menerima foto-foto kamu lagi. Foto terakhir yang aku terima Kamu sedang berpose di depan bus sambil membawa boneka kucing yang baru kamu beli. Bersama foto itu Kamu menulis pesan agar aku menyimpan boneka kucing itu untuk kenang-kenangan. Beberapa saat kemudian aku menerima pesan dari Kamu isinya permintaan maaf jika Kamu melakukan kesalahan dan ucapan terima kasih karena sudah membesarkan kamu dengan baik. Aku sangat terkejut membaca pesan dari Kamu Nak. Sepanjang hidupmu kamu tidak pernah mengatakan seperti itu. Aku mulai berpikiran mungkin akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Aku melihat satu persatu foto yang tadi kamu kirimkan. Entah kenapa aku jadi merasa iri pada kamu Nak. Betapa bahagianya hidupmu Nak, bisa menikmati masa kanak-kanakmu dengan gembira, bisa bermain sepuasnya tanpa beban pikiran. Aku kembali mengingat masa-masa dulu ketika dulu bapakku meninggal saat aku baru berusia tiga belas tahun. Aku kemudian berpikir, akankah aku bisa mengantarkanmu sampai kelak kamu dewasa di sisa-sisa umurku. Mungkinkah aku akan meninggalkanmu dua tahun lagi atau malah sebaliknya Kamu yang meninggalkanku lebih dulu. Aku tidak bisa menahan air mataku jika berpikir sampai situ. 


Bangun tidur aku mendapatkan info dari grup wa sekolah kalau salah satu bus terguling karena pecah ban. Katanya semuanya selamat dan anak-anak sudah dievakuasi ke rumah sakit. Aku sengaja tidak memberitahu istriku karena takut nanti malah panik. Aku berangkat kerja seperti biasa. Siang hari seperti biasa aku pulang. Waktu makan aku dapat telpon dari sekolah kalau kecelakaan tadi malam mengakibatkan satu korban jiwa yang meninggal di rumah sakit. Ternyata korban meninggal adalah kamu Nak. Aku tidak menangis begitu juga istriku. Bedanya istriku sudah pingsan duluan sebelum menangis. Siang itu aku tidak kembali ke kantor. Sore harinya beberapa teman-teman kantor pada datang kerumah. Aku tidak banyak komentar ketika menanggapi teman-temanku.


Dua hari berlalu. Entah kenapa hari-hari rasanya sangat lambat. Dirumah aku cuma ditemani kakakku yang datang dari kemarin. Istriku diajak pergi ke rumah kakaknya karena di rumah sini dia sedikit-sedikit pingsan. Dari pagi hingga malam aku hanya di depan monitor mengumpulkan foto-foto. Foto-fotomu sangat banyak dari mulai Kamu bayi sampai sekarang. Sekarang aku ditemani boneka kucing yang Kamu bawa di foto terakhir kamu. Boneka kucing itu juga ikut dalam pemakananmu kemarin. Aku masih bingung besok harus berangkat ke kantor lagi atau tidak. Sekarang aku sudah tidak punya banyak keinginan lagi. Sekarang keinginanku tinggal satu. Aku ingin segera menyusul kamu Nak.


Thursday, January 31, 2019

Umbul Brondong: Akhirnya Ketemu Juga

Nama umbul Brondong sebenarnya penulis sudah pernah dengar sekitar dua tiga tahun yang lalu. Saat itu, ketika mencari video tentang umbul Geneng entah kenapa muncul video anak-anak yang sedang bermain air di umbul Brondong. Waktu itu umbul Brondong masih berupa sumber mata air di tengah sawah yang belum dikelola sebagai tempat wista. Ketika itu juga penulis pernah mencari keberadaannya tetapi tidak ketemu memang karena letaknya yang di tengah sawah dan hanya ada jalan setapak di sebelah saluran air.

umbul brondong
umbul brondong

Memang letak umbul Brondong tidak jauh dari umbul Geneng. Tepatnya hanya beberapa ratus meter sebelah selatan umbul Geneng jika ditarik jalur lurus. Jika mengikuti jalan agak jauh ke selatan lalu tepat di samping sekolahan bubar masuk ke arah timur.

umbul brondong
umbul brondong

Sekarang di sebelah selatan umbul Brondong ada pembangunan kolam renang. Seperti apa bentuknya, penulis juga belum tahu. Kita tunggu saja kalo sudah jadi kesana lagi.


Saturday, November 24, 2018

Mungkin Lebih Baik jika Dijodohkan dari Kecil

perjodohan anak kecil (ilus
perjodohan anak kecil (ilustrasi)
Memang banyak yang menganggap tabu jika anak yang masih kecil sudah dijodohkan oleh orang tuanya. Apalagi bagi masyarakat Indonesia khususnya kaum yang dikatakan "milenial". Mungkin banyak yang menyamakan kasus perjodohan tersebut dengan cerita fiksi di novel terkenal dari daerah Sumatra Barat. Akan tetapi kasus yang terjadi di sini tidak sama bahkan bisa dikatakan berbeda 175 derajat. Pada cerita novel tersebut perjodohan dilakukan oleh orang tua karena terpaksa lantaran tidak mampu membayar hutang kepada saudagar kaya yang sebenarnya memang sudah dikondisikan oleh dia. Pada kasus ini berbeda karena perjodohan yang dimotori oleh orang tua memang dilakukan tanpa paksaan siapapun dan hanya bertujuan untuk mempermudah masa depan anak.

Kasus perjodohan ini juga berbeda dengan kasus pernikahan dini. Mungkin sebagian pembaca langsung teringat dengan kejadian beberapa waktu yang lalu dimana seorang yang kaya raya menikahi anak perempuan kelas enam SD yang merupakan muridnya sendiri. Pada bahasan ini yang terjadi sungguh berbeda karena kedua anak yang dijodohkan tidak benar-benar menikah pada usai belia, melainkan mereka berdua "disarankan" menikah besok ketika sudah dewasa, itu saja dengan catatan keduanya tidak berubah pikiran dalam arti suka sama wanita atau pria yang lain.

Di Indonesia pada saat tulisan ini ditulis angka kelahiran masih cukup tinggi, dengan kata lain masih banyak pasangan muda yang menikah dan punya anak. Akan tetapi angka tersebut akan cenderung turun dan tidak menutup kemungkinan bisa menyusul Jepang dalam beberapa ratus tahun kedepan. Kejadian tersebut bukan terjadi tanpa sebab. Banyak dari orang yang dikatakan dari generasi milenial tersebut punya cara pandang yang berbeda tentang pernikahan, walaupun sebenarnya cara pandang tersebut lebih tepat dikatakan sebagai keterpaksaan. Pada jaman dahulu kehidupan manusia masih sederhana. Mobilitas manusia masih dalam ruang yang sempit. Setiap keluarga yang punya sawah akan mengerjakan sawahnya sendiri, sedangkan yang tidak punya mungkin mengerjakan sawah milik orang kaya didesanya, mungkin juga berjualan barang atau jasa di kota tempat tinggalnya. Jika ada anak laki-laki yang mulai beranjak dewasa mereka pasti akan terpikat dengan gadis di dekat rumahnya kemudian berpacaran di sela-sela "pekerjaannya" yang mungkin masih bisa dikatakan masih sekedar membantu orang tua saja. Akhirnya mereka berdua menikah dan jadilah sebuah keluarga baru yang tinggalnya juga tidak jauh dari rumah orang tuanya. Ilustrasi diatas sangatlah berbeda dengan keadaan yang terjadi pada generasi yang dikatakan "milenial" tadi.

Ada sebuah keluarga yang tinggal di kota besar. Ayahnya seorang direktur di sebuah perusahaan swasta. Tiap hari dia pergi ke kantor, karena jalannya macet dia harus berangkat jam 4 pagi dan pulang jam 10 malam. Tiap beberapa hari sekali dia harus "keliling" cabang yang ada di kota-kota besar seluruh Indonesia. Ibunya bekerja sebagai seorang karyawati juga. Karena kantor ibunya cukup dekat maka di bisa berangkat naik motor jam 7 pagi pulang jam 6 sore. Keluarga tersebut hanya punya satu anak laki-laki. Dia sekolah dari SD, SMP sampai SMA dikota kelahiranya. Karena kedua orang tuanya ketakutan kalau anaknya salah pergaulan maka ibunya selalu menasehatinya tiap malam. Salah satu poin nasehat yang diberikan adalah tidak boleh pacaran kalau belum bekerja. Karena anaknya adalah anak yang penurut maka semua nasehat ibunya dia lakukan dengan baik. Setelah lulus SMA dia kuliah di luar kota. Walaupun sudah jauh dari kedua orangtuanya, sebagai anak yang baik dia masih selalu memegang teguh nasihat-nasihat orangtuanya dulu, termasuk tidak berpacaran sebelum bekerja. Empat tahun kuliah akhirnya dia wisuda juga. Karena memang dasarnya anak pandai dia pun dengan mudah bisa diterima bekerja di sebuah perusahaan dekat kampusnya dengan gaji yang cukup banyak. Karena dia juga anak yang rajin maka pekerjaan barunya dia lakukan dengan baik, hampir tidak pernah ambil cuti tapi malah banyak lembur. Setelah lima tahun bekerja ibunya pensiun dan ingin sekali puynya cucu. Sekarang ibunya tiap malam selalu menelponnya. Sekarang nasehatnya ganti menyuruh anaknya mencari pacar dan segera menikah. Sebagai anak yang baik dia ingin melaksanakan nasehat orang tuanya tapi disatu sisi dia tidak punya banyak tenaga dan waktu untuk melakukannya. Akhirnya ibunya turun tangan dan mencarikan jodoh buat anaknya. Sewaktu pulang dia dikenalkan dengan anak dari kenalan ibunya, tapi perkenalan itu tidak ada kelanjutannya. Parahnya hubungan ibunya dengan kenalan yang anaknya mau dijodohkan tersebut jadi retak karena dikira hanya memberi harapan palsu saja. Hal tersebut tidaklah terjadi karena keinginan anak yang dijodohkan tapi lebih karena keadaan yang memang tidak memungkinkan. Bayangkan saja sebagai anak laki-laki dia pasti tidak bisa asal menikah apalagi dengan perempuan yang baru dikenalnya. Jika ingin mengenalnya lebih jauh sebenarnya bisa saja dia pacaran lebih  dahulu, tapi dia harus menempuh jarak 250 km untuk berpacaran, itu saja dengan waktu yang sangat terbatas. Akibat tekanan terus-menerus dari ibunya, dia jadi frustasi. Produktifitasnya jadi menurun, dan parahnya lagi dia jadi trauma dengan wanita dewasa. Perlahan-lahan orientasi seksualnya bergeser ke anak-anak kecil.

Menurunnya angka kelahiran secara drastis di Jepang juga kemungkinan akan terjadi di Indonesia beberapa ratus tahun kedepan. Cerita ke dua mungkin akan semakin banyak terjadi di Indonesia pada tahun-tahun mendatang, sedangkan cerita pertama mungkin akan semakin sedikit terjadi. Sebenarnya kejadian yang ada di cerita kedua dapat diantisipasi jika orang tua sudah melakukan penjodohan anaknya dari kecil, walaupun mungkin tidak bisa terantisipasi seratus persen. Antisipasi mungkin bisa dilakukan misal orang tua menjodohkan anak laki lakinya yang masih berusian 10 tahun dengan anak perempuan usia 5 tahun dari keluarga yang sudah dikenalnya. Sebagian besar orang menganggap pernikahan terjadi karena cinta, tapi sebenarnya pernikahan itu terjadi karena komitmen. Untuk menkondisikan anak usia 10 tahun sama anak usia 5 tahun saling cinta sebenarnya lebih mudah dari pada untuk membuat keduanya komit saat dewasa nanti. Akan tetapi atas dasar kenangan semasa kecil komitmen akan jauh lebih mudah dilakukan.

Semakian tinggi tingkat peradaban manusia, kebutuhan tentang perencanaan akan semakin penting. Menjodohkan anak sejak kecil adalah salah satu perencanaan yang di masa depan akan sangat diperlukan. Jika sudah ada arah yang akan dituju maka anak akan lebih mudah. Orang tua mungkin harus "mendekatkan" keduanya sejak kecil dengan harapan anak perempuan akan punya kecenderungan mengikuti "calon suaminya". Misalnya, dalam memilih sekolah anak perempuan yang sudah didekatkan dengan "calon suaminya" sejak kecil punya kecenderungan memilih sekolah yang sama dengan "calon suaminya", apalagi jika dia merupakan anak tunggal yang tidak punya sosok kakak. Kejadian tersebut mungkin berlanjut sampai dia dewasa yang berarti secara tidak sengaja mendekatkan dia secara geografis dengan "calon suaminya" tersebut. Kedekatan secara geografis ditambah dengan kenangan semasa kecil diharapkan mempermudah keduanya berkomitmen menuju pernikahan kelak.

Saturday, January 6, 2018

Wisata Alam di Desa Ternadi, Dawe, Kudus

Liburan natal tahun lalu aku kebetulan pulang ke kota Kudus. Karena lumayan lama, maka aku jadi sempat jalan-jalan juga. Di sebelah utara kota Kudus terdapat pegunungan Muria yang sudah sangat terkenal dengan makan Sunan Muria nya. Ternyata sekarang pariwisata di pegunungan Muria berkembang lebih jauh tidak hanya wisata religi yaitu ziarah ke makam Sunan Muria saja. Akhir-akhir ini lagi nge-hit yaitu wisata alam di desa Ternadi. Desa Ternadi sendiri berada sebelah berat dari makam Sunan Muria. Letaknya dekat sebenarnya tapi cuma beda puncak saja.

Pada kesampatan ini aku mencoba kesana. Ada dua tempat yang aku kunjungi. Namanya sebenarnya tidak begitu jelas. Lokasi pertama berupa bukit yang jadi tempat foto-foto, Lokasi kedaua adalah gardu pandang yang berada di puncak Kakas yang di puncaknya ada makamnya.

Lokasi Pertama :

Sebenarnya lokasi pertama ini tidaklah terlalu tinggi tempatnya dilihat dari garis kontur yang ada di google maps. Ada dua jalan menuju ke sana, Pertama motor diparkir di depan Musholla dan kemudian berjalan kaki. Kedua ada jalan lain yang motor dapat sampai atas. Aku memilih membawa motor sampai atas. Ternyata harus melewati tanjakan yang jalannya dari tanah. Parah lagi di tengah tanjakan ada yang becek. Sebenarnya terlalu nekat karena motor yang aku bawa adalah honda CS1 yang bannya pakai ban semi slick medium compound! Setelah dicoba ternyata sampai tengah tanjakan roda belakang kehilangan traksi total dan mundur sampai bawah dan akhirnya harus didorong.

Lokasi yang ini lumayan sepi sampai-sampai tidak ada yang jualan sama sekali. Jika mau minum misalnya siap-siaplah bawa dari bawah. Pengunjung semuanya anak-anak muda yang kelihatannya dari daerah sekitar saja.

Berikut foto fotonya :

Wisata Alam di Desa Ternadi, Bae, Kudus

Wisata Alam di Desa Ternadi, Bae, Kudus

Wisata Alam di Desa Ternadi, Bae, Kudus

Wisata Alam di Desa Ternadi, Bae, Kudus
Wisata Alam di Desa Ternadi, Bae, Kudus


Lokasi Kedua :

Lokasi kedua berada di puncak yang lebih tinggi dari lokasi pertama. Jalan menuju ke sana lebih baik walaupun lebih tinggi tempatnya. Di bagian bawah ada juga tempat buat berkemah dan waktu aku kesana kebetulan ada anak-anak sekolah yang sedang berkemah di sana. Di bagian atas banyak juga penjual makanan dan ada banyak gubug-gubuk yang dibuat untuk tempat istirahat.

Pengunjung lebih banyak dan lebih variatif di sini. Pengunjung yang membawa mobil juga ada tapi harus diparkir di bawah dan jalan atau naik ojek ke atas.

Berikut foto fotonya :

Wisata Alam di Desa Ternadi, Bae, Kudus

Wisata Alam di Desa Ternadi, Bae, Kudus
screenshot dashboard gps

sumber : www.raharjo.info

Sunday, December 31, 2017

Umbul Pelem di Klaten jadi kolam renang terbuka


Sore hari sebelum malam tahun baru 2018 aku kebetulan lewat setelah pulang dari Boyolali. Dari arah Boyolali aku melewati jalan alternatif yang melalui Doplang, Teras. Sampai perempatan umbul Pelem ternyata ramai sekali, banyak motor yang parkir di tepi jalan. Waktu aku berhenti dan melihat kearah kiri aku begitu terkejut ketika melihat umbul Pelem yang sekarang telah menjadi kolam renang terbuka yang cukup luas.

Umbul Pelem terletak di desa Wunut, kecamatan Tulung, kabupaten Klaten tepatnya di sebelah selatan perempatan yang ke arah utara merupakan jalur alternatif menuju Boyolali melalui Doplang, Teras. Umbul Pelem letaknya juga tidak jauh dari umbul Manten, hanya sekitar beberapa ratus meter sebelah utara. Beberapa waktu lalu aku melewati umbul Pelem hanya ada budidaya selada air.

Berikut lokasi di google maps :
 

umbul pelem
umbul pelem
anak-anak bermain di umbul pelem

Update : 1 Januari 2018

umbul pelem
umbul pelem
umbul pelem dilihat dari bagian timur



Sore Hari di Stasiun Patukan


Stasiun Patukan termasuk stasiun yang paling unik di Yogyakarta. Jika dibandingkan dengan stasiun Tugu ataupun stasiun Lempuyangan, jelas stasiun Patukan kalah populer. Stasiun ini terletak di Ambarketawang, Gamping, Sleman tepatnya di sebelah timur palang otomatis jalan Sidoarum - Gamping. Stasiun ini terletak diantara stasiun Yogyakarta (Tugu) dan stasiun Rewalu.

Memang disini tidak terdapat kereta reguler yang berhenti di stasiun ini. Stasiun Patukan sebenarnya termasuk kelas III/kecil walaupun mempunyai lima jalur rel. Jalur 3 dan jalur 2 merupakan sepur lurus yang merupakan bagian dari doble track Solo - Kutoarjo, Jalur 1 dan jalur 4 digunakan untuk penyusulan sedangkan jalur 5 adalah sepur badug (rel buntu).

Selain berhubungan dengan kereta api, stasiun Patukan juga punya keunikan tersendiri karena hampir lurus dengan landasan pacu bandara Adisucipto. Selain melihat kereta api bisa juga melihat aktifitas pesawat yang mau mendarat, karena biasanya pesawat mendarat di bandara Adisucipto datang dari arah barat.

stasiun patukan
stasiun patukan
anak-anak melihat kereta di stasiun Patukan pada sore hari

Pada sore hari saat hari libur stasiun Patukan menjadi ramai sekali, bukan karena orang yang mau naik kereta tetapi cuma melihat kereta lewat. Bahkan di sebelah utara sepur badug mirip pasar tiban lengkap dengan penjual berbagai makanan sampai odong-odong yang berhenti. Pengunjung yang didominasi anak-anak biasanya duduk di rel jalur 3 dan jalur 2 yang jarang digunakan untuk penyusulan kereta. Sebenarnya lumayan berbahaya melihat kereta dari jarak dekat disini karena terletak di jalur lurus sehingga kereta ngebut tanpa ampun.

stasiun patukan
pesawat mau mendarat terlihat dari stasiun Patukan